Jumat, 26 Februari 2016

Gambar

Urip iki ono sing ngatur iku Gusti Allah kang Maha Kuasa ...

Ibu

Perjuangan seorang Ibu yang melahirkan kita hingga akhir nanti akan seperti ini maka hargailah Ibu mu ...
i

Zending Belanda



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCJ1FilWNAuwXI8LNGcSEYSW-L-l6qhzXEZHmgahdrbIYvawhTgRv5NnQ6cRaoJ9ashPxNwWZHr9ALr2DzmOqyDxtSOxHQ8kCZli4e-AWFiF-LT1ZIpBWEY9w8qdm_hNX-Hr1u7wvOM9r0/s1600/images.jpg
Fransiscus Xaverius


Zending adalah bahasa Belanda yang berarti pekabaran Injil (kitab suci agama Nasrani). Maksudnya adalah usaha-usaha untuk menyebarkan agama Nasrani. Gerakan zending sudah masuk ke Indonesia sejak abad 16-18. Yang membawa misi zending antara lain orang Portugis dan orang Belanda (melalui VOC). Missi zending ini erat kaitannya dengan semangat orang-orang Barat dalam menjelajahi samudra yang terkenal dengan semboyan 3G, yaitu gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (penyebaran agama Nasrani). Orang-orang Barat yang datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Orang-orang Portugis dan Spanyol beragama Kristen Katolik, sedangkan Belanda dan Inggris beragama Kristen Protestan. Secara resmi kegiatan agama Katolik pada zaman VOC dimulai pada pertengahan abad ke-19, di saat penguasa Belanda memaklumkan otonomi gereja Katolik untuk melakukan karya misionaris.
            Salah satu misionaris di Indonesia adalah Fransiscus Xaverius. Untuk selanjutnya penyebaran agama Katolik disebarkan oleh sebuah organisasi (badan) yang disebut Missi. Missi mengadakan penyebaran agama Katolik di pedalaman Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku Tengah, Maluku Selatan, dan Papua.
            Pada abad ke-17, dengan kehadiran VOC, Kristen Protestan mulai berperan penting di Indonesia. Meski tujuan utamanya berdagang. VOC berkewajiban meningkatkan iman Protestan bagi orang-orang di bawah kendali wilayah kekuasaannya. Orang-oramh yamg dahulu memeluk Katolik , beralih ke Protestan, terutama di Maluku, Manado, dan Batavia. Kantung-kantung baru masyarakat Kristen didirikan, terutama Indonesia Timur. Flores dan sebagian Timor tetap memeluk agama Katolik. Sebab pengaruh Portugis tetap berlanjut. Ketika VOC dibubarkan pada tahun 1799, masih terdapat sekitar 50.000 pemeluk Protestan di bekas wilayah kekuasaannya.
            Semasa pemerintahan Gubernur Jenderal H.W Daendels di Indonesia (1808-1811), kebebasan beragama di dijamin. Sejak itu berakhirlah dominasi Kalvinisme di Indonesia. Kemudian pemerintahan Inggris dengan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles yang mengizinkan berbagai organisasi misi masuk ke Indonesia. Kebijakan tersebut dilanjutkan ketika Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda tahun 1815. Dua tahun kemudian (1817), seluruh gereja Protestan di Indonesia dinyatakan menjadi gereja pemerintah. Penyebaran agama Kristen Protestan di Indonesia dilakukan sejak zaman VOC. Kemudian dilakukan oleh suatu organisasi (badan) yang disebut Zending (Pekabaran Injil). Semula Zending diurus oleh pemerintah Belanda. Namun mulai tahun 1935, Zending berdiri sendiri. 
1. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Upaya Perdagangan Portugis dan Belanda
Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh
bangsa Indonesia, tetapi lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat dan niat-niat jahat bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia.
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di
Indonesia. Adapun perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:
1) Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
2) Ternate melawan Portugis
3) Perlawanan Mataram (Perlawanan Sultan Agung) terhadap Belanda
4) Banten melawan VOC
5) Makassar melawan VOC
6) Perlawanan Diponegoro (1825–1830) terhadap Belanda
7) Perang Padri (1821–1837)
2. Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Sejak abad ke-15 Paus di Roma memberi tugas kepada misionaris bangsa Portugis dan Spanyol untuk menyebarkan agama Katholik. Kemudian bangsa Belanda pun tertarik untuk menyebarkan ajaran agama Kristen Protestan dengan mengirimkan para zending di negeri-negeri jajahannya.

1. Misionaris Portugis di Indonesia
Pada abad ke-16 kegiatan misionaris sangat aktif menyampaikan kabar Injil ke seluruh penjuru dunia dengan menumpang kapal pedagang Portugis dan Spanyol. Salah seorang misionaris yang bertugas di Indonesia terutama Maluku adalah Fransiscus Xaverius (1506–1552). Ia seorang Portugis yang membela rakyat yang tertindas oleh jajahan bangsa Portugis. Di kalangan pribumi ia dikenal kejujuran dan keikhlasannya membantu kesulitan rakyat. Ia menyebarkan ajaran agama Katholik dengan berkeliling ke kampung-kampung sambil membawa lonceng di tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa untuk diajarkan agama Katholik.
Kegiatan misionaris Portugis tersebut berlangsung di Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, P ulau Siau, dan Sangir, kemudian menyebar ke Kalimantan dan Jawa Timur.
Penyebaran agama Katholik di Maluku menjadi tersendat setelah terbunuhnya Sultan Hairun yang menimbulkan kebencian rakyat terhadap semua orang Portugis. Setelah jatuhnya Maluku ke tangan Belanda, kegiatan misionaris surut dan diganti kegiatan zending Belanda yang menyebarkan agama Kristen Protestan.

2. Zending Belanda di Indonesia
Pada abad ke-17 gereja di negeri Belanda mengalami perubahan, agama Katholik yang semula menjadi agama resmi negara diganti dengan agama Kristen Protestan. Pemerintah Belanda melarang pelaksanaan ibadah agama Katholik di muka umum dan menerapkan anti Katholik, termasuk di tanah-tanah jajahannya.
VOC yang terbentuk tahun 1602 mendapat kekuasaan dan tanggung jawab memajukan agama. VOC mendukung penyebaran agama Kristen Protestan dengan semboyan “siapa punya negara, dia punya agama”, kemudian VOC menyuruh penganut agama Katholik untuk masuk agama Kristen Protestan. VOC turut membiayai pendirian sekolah-sekolah dan membiayai upaya menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat. Di balik itu para pendeta dijadikan alat VOC agar pendeta memuji-muji VOC dan tunduk dengan VOC. Hal tersebut ternyata sangat menurunkan citra para zending di mata rakyat, karena VOC tidak disukai rakyat.
Tokoh zending di Indonesia antara lain Ludwig Ingwer Nommensen, Sebastian Danckaerts, Adriaan Hulsebos, dan Hernius.

Kegiatan zending di Indonesia meliputi:
a. Menyebarkan agama Kristen Protestan di Maluku, Sangir, Talaud, Timor, Tapanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra.
b. Mendirikan Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu perkumpulan pemberi kabar Injil Belanda yang berusaha menyebarkan agama Kristen Protestan, mendirikan wadah gereja bagi jemaat di Indonesia seperti Gereja Protestan Maluku (GPM), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan mendirikan sekolah-
sekolah yang menitikberatkan pada penyebaran agama Kristen Protestan.

3. Wilayah Persebaran Agama Nasrani di Indonesia pada Masa Kolonial
Saat VOC berkuasa, kegiatan misionaris Katholik terdesak oleh kegiatan zending Kristen Protestan, dan bertahan di Flores dan Timor. Namun sejak Daendels berkuasa, agama Katholik dan Kristen Protestan diberi hak sama, dan mulailah misionaris menyebarkan kembali agama Katholik terutama ke daerah-
daerah yang belum terjangkau agama-agama lain.
Penyebaran agama Kristen Protestan di Maluku menjadi giat setelah didirikan Gereja Protestan Maluku (GPM) tanggal 6 September 1935. Organisasi GPM menampung penganut Kristen Protestan di seluruh Maluku dan Papua bagian selatan. Penyebaran agama Kristen menjangkau Sulawesi Utara di Manado, Tomohon, Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud, Tondano, Minahasa, Luwu, Mamasa dan Poso, serta di Nusa Tenggara Timur yang meliputi Timor, Pulau Ende, Larantuka, Lewonama, dan Flores. Adapun persebaran agama Katholik di Jawa semula hanya berlangsung di Blambangan, Panarukan, Jawa Timur. Namun, kemudian menyebar ke wilayah barat, seperti Batavia, Semarang, dan Jogjakarta.
Agama Kristen Protestan di Jawa Timur berkembang di Mojowarno, Ngoro dekat Jombang. Di Jawa Tengah meliputi Magelang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, Ambarawa, Salatiga, Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas. Di Jawa Barat pusat penyebaran agama Kristen terdapat di Bogor, Sukabumi, dan Lembang (Bandung). Di Sumatra Utara masyarakat Batak yang menganut agama Kristen berpusat di Angkola Sipirok, Tapanuli Selatan, Samosir, Sibolga, Buluh Hawar di Karo, Kabanjahe, Sirombu, dan kepulauan Nias. Kegiatan agama Kristen pada masyarakat Batak dipusatkan pada organisasi HKBP. Adapun di Kalimantan Selatan agama Kristen berkembang di Barito dan Kuala Kapuas. Di Kalimantan Barat umat Nasrani banyak terdapat di Pontianak. Di Kalimantan Timur banyak terdapat di Samarinda, Kalimantan Tengah di pemukiman masyarakat Dayak desa Perak dan Kapuas Kahayan.

Faktor-faktor penyebab sulitnya perkembangan agama Kristen di Indonesia pada waktu itu adalah:
a) Pada waktu itu agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah.
b) Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat manusia.
c) Sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut
agama lain.
Oleh karena itulah upaya penyebaran dilakukan di daerah-daerah yang belum tersentuh agama lainnya. Juga dilakukan dengan mengadakan tindakan-tindakan kemanusiaan seperti mendirikan rumah sakit dan
sekolah. Akhirnya berkat kerja keras kaum misionaris dan zending, agama Kristen dapat berkembang di Indonesia sampai sekarang
Misionaris Kristen
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/62/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Zendelingenhuis_in_Boeli_TMnr_60018592.jpg/300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Zendelingenhuis_in_Boeli_TMnr_60018592.jpg
Rumah misionaris di Buli (sekarang di Kabupaten Halmahera Timur, provinsi Maluku Utara) pada tahun 1905-1914
Misionaris Protestan juga disebut sebagai zendeling (dari bahasa Belanda yang artinya pengutusan). Misionaris/Zending ditujukan untuk penyebaran agama Kristen melalui kabar keselamatan yang diberikan Allah kepada seluruh dunia. Misionaris adalah seorang pendakwah Katolik sedangkan zending adalah pendakwah Protestan
Seorang misionaris adalah orang yang telah mengalami Kasih Bapa sehingga dia terdorong untuk membagikan Kasih Bapa yang Ia alami kepada orang-orang yang sama sekali tidak mengenal Allah.
Sorang Misionaris menjadi seperti orang yang hilang ingatan sehingga melupakan apa yang menjadi kehidupan lamanya, kehidupan yang mewah dan nyaman, kepada kehidupan yang berfokus kepada pelayanan cinta kasih kepada orang miskin, orang sakit, yang terdapa pada desa-desa terpencil yang jauh dari jangkauan perkotaan, bahkan kepada suku-suku sekalipun yabg berada di pedalaman hutan.
Seorang misionaris mengenal panggilannya dengan benar, bahwa ia melakukan semuanya itu karena keselamatan yang sudah dia terima bukan untuk mencari keselamatan tapi membagikannya kepada sesama manusia.

Gembala yang Baik



Gembala yang Baik
Pujian                      :
Doa Renungan     : Selamat pagi Tuhan Yesus sebentar kami akan membaca renungan ini jadikan renungan ini dapat berlaku dikehidupan kami sehari-hari. Amin .
Ayat                         : Yohanes 10 : 1-15
Nats                         : Yohanes 10 : 10
Pembukaan          :
Kalian pernah melihat seorang penggembala (apapun) yang di ladang ? Ya tentunya pasti pernah iya. Seperti seorang gembala yang mempimpin dan menjaga domba-dombanya maka ia tidak akan mecelakakan atau membuat dombanya mengalami sesuatu yang tidak baik. Apa yang akan dilakukan oleh seorang gembala ketika dombanya merasa terancam ? Gembala itulah yang akan membela bila ada dombanya yang terancam bintangan buas, juga menolong bila ada domba yang tersest atau terperosok ke tempat yang dalam. Apakah segera ditolong ? Ya, pastinya . Jika Tuhan Yesus sebagai gembala makan setiap kita juga seumpama domba-domba yang Tuhan gembalakan, yaitu domba yang selalu dipimpin oleh Tuhan Yesus.
Isi/Renungan        :
Tuhan menuntun Hidup Kita
Bagaimana kita tahu bahwa Tuhan Yesus selalu ada bersama kita ? Ya, ada banyak sekali. Sebutkan contohnya! Contohnya : Tuhan Yesus meberkati kita dengan makanan yang cukup setiap hari. Melalui orang tua yang menyediakan makanan setiap hari, juga saat di sekolah kalian dapat beli jajanan untk dimakan itu adalah bukti Tuhan Yesus selalu memeliharamu. Tuhan Yesus menuntun hidup kita. Lalu bagaimana caranya ? Caranya : Melalui Firman Tuhan yang kita dengar ata baca, yaitu : harus taat untuk melakukannya. Melalui didkan, nasehat dan teguran orang tua, itu bukti agar hidup kita menjadi baik, tidak semaunya sendiri. Untuk apa kita melakukan hal demikian ? Supaya hidup kita dituntun sama seperti kehendak Tuhan. Ketika kalian rajin sekolah, pasti akan menjadi anak-anak Tuhan yang pandai, bukan bodoh. Bila kita mau dituntun, dididik, diarahkan, diajar, dilatih, ditegur atau dinasehati maka apa yang kita dapatkan ? Yaitu sampai ketempat yang baik, berkat yang luar biasa dari Tuhan Yesus. Yuk katakan dengan semangat : “Tuhan Yesus selalu menuntun hidupku!”
Tetap Percaya
Banyangkan saat domba yang dipimpin sang gembala, jalan dan tempat yang dilalui tidak selalu baik dan terang. Bagaimana jika lewat atau berada di tempat yang gelap, takutkah domba-domba itu ? Bila domba-domba itu bersama sang gembala maka akan merasa tenang. Dalam kehidupan kita apakah setiap hari selalu senang ? Atau tidak pernah sedih atau takut ? Itulah gambaran kehidupan setiap manusia atau kita semua, ada saatnya seseorang masuk dalam kegelapan, bagaimana maksudnya ? Artinya masuk dalam keadaan yang tidak baik, yang tidak enak, seperti apa misalnya ? Misalnya : Mengalami sakit, apakah yang harus kalian miliki ? Yaitu “Tetap Percaya” atau miliki iman kepada Tuhan Yesus bahwa Tuhan Yesus selalu ada bersamamu, berdoalah minta kesembuhan maka Ia pasti menyembuhkan kalian. Saat sedih atau takut, apakah yang harus ada padamu ? Yaitu “Tetap Percaya” kepada Tuhan Yesus bahwa Ia menemani dan mengasihimu sehingga ada sukacita dari Tuhan dan ada damai dari Tuhan di dalam hatimu. Sedih atau takut pun hilang. Lalu bagaimana jika doa kita belum terjawab ? Doa yang belum terjawab, maka “tetaplah percaya” karena Tuhan Yesus tahu yang terbaik dan pasti menjawab doamu dengan memberi jauh lebih dari yang kita doakan.
Penutup/Ajakan :
Tetaplah percaya ! Firman Tuhan hari ini mengingatkan dan mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah gembala kita, Ia menjadi Tuhan yang menjaga, memelihara dan menuntun serta mempimpin hidup kita. Percayailah setiap Firman Tuhan dan lakukan dalam kehidupanmu. Yuk kita katakan bersama dengan semangat : “Tuhan Yesus gembalaku yang baik!
Doa Penutup        :
Tuhan terima kasih atas Firman Mu hari ini kami belajar dari Firman Mu ini untuk belajar selalu percaya bahwa Tuhan Yesus menyertai dan menjadi sumber segala berkat bagi kita . Amin .